Biografi Nikola Tesla: Sang Penemu Listrik
Nikola Tesla
Nikola Tesla lahir 10 Juli 1856 di sebuah desa di
Smiljan, Kerajaan Austria. Ayah Tesla adalah seorang pendeta, sedangkan ibunya
adalah ibu rumah tangga yang punya bakat buat bikin alat-alat rumah tangga dan
mekanik. Tesla mengaku kemampuannya berpikir menurun dari ibunya. Ayah Tesla
sebenarnya ingin Tesla kelak menjadi tentara atau pendeta seperti dirinya.
Namun Tesla gak tertarik pada kedua profesi tersebut. Tesla mulai tertarik
dengan listrik ketika sekoalah saat profesornya mempertunjukkan penggunaan
listrik. Saat itu, Tesla menganggap listrik adalah sebuah fenomena yang
misterius dan mengagumkan, lalu dia jadi penasaran
Di usinya
yang masih muda, sekitar 17 tahun, Tesla sakit kolera yang sangat parah. Kolera
merupakan salah satu penyakit memantikan yang menyerang saluran pencernaan.
Tesla terbaring di tempat tidur selama 9 bulan dan hampir meninggal. Saat
sakitnya itu ia berkata kepada ayahnya “ayah, kalau kamu mengizinkannku
kuliah teknik, aku akan sembuh”, ayahnya menjawab ”kau akan masuk
sekolah teknik terbaik disini, nak”. Ga lama kemudia Tesla sembuh.
Sesuai perjanjian, Tesla pun akhirnya kuliah di
Teknik di Graz University of Technology. Di awal perkuliahannya, dia sangat
semangat dan tanpa kesulitan dapat nilai bagus. Tesla ga beristirahat mulai
dari jam 3 pagi sampai jam 11 malam. Hari minggu atau liburan pun dia tetap
belajar seperti biasa. Di tahun kedua, kuliahnya mulai kacau. Dia terlibat
perdebatan dengan dosennya, tidak dapat beasiswa dan ketagihan main judi. Tesla
bahkan pernah mempertaruhkan semua uang saku dan uang kuliahnya untuk main
judi. Tesla akhirnya drop-out dari kampusnya.
Tesla merupakan polygot, tidak
tanggung-tanggung, dia bisa berbicara dalam 8 macam bahasa. Selain itu, Tesla
juga mengaku dia punya eidetic memory
atau biasa dikenal dengan photographic memory. Oleh karena itu,
dia jarang nulis atau coret-coret, proses berpikir yang berlangsung di
kepalanya. Misalnya nih dia punya ide buat bikin alat, dia bangun tuh alat di
dalam imajinasinya, dia bikin, perbaiki, dan operasikan di pikirannya aja tanpa
menyentuh apapun. Karena kemampuannya ini, pas sekolah Tesla sempat dituduh
mencontek karena bisa mengerjakan soal integral kalkulus tanpa hitung rumus
sama sekali.
Awal
Karier
Ketika berumur 25 tahun, Tesla pindah ke Budapest,
Hungaria untuk bekerja di perusahaan telegraf. Sekitar setahun kemudian, Tesla
pindah ke Perancis dan bekerja di anak perusahaannya Thomas Alva Edison. Di
tempat ia bekerja, Tesla bekerja membuat desain dan memperbaiki kinerja arus
listrik. Kinerjanya yang bagus membuat Tesla direkomendasikan untuk bekerja
langsung denga Edison.
Merantau
ke Amerika dan Bekerja Lansung dengan Edison
Ketika berumur 28 tahun, Tesla pun merantau ke
Amerika. Dia bekerja langsung dengan Edison atas rekomendasi bos Tesla waktu di
Perancis. Tesla membawa sepucuk surat dari bos nya untuk diterima pada Edison.
Tesla pun langsung bekerja, Tesla awalnya mengerjakan kerjaan sederhana di awal
lalu secara cepat mendapat tugas-tugas rumit.
Pada suatu hari, Tesla ditawari tugas buat mendesain
ulang generator DC Edison. Berdasarkan keterangan Tesla, Edison itu bilang “Nih
gw lo duit $50.000 buat lo kalo bisa nyelesain tugas itu’. Tesla pun
berhasil nyeselesaiin tugas yang dikasih Edison, namun Edison malah bercanda
sehingga membuat Tesla ngerasa ngak di hargai, Tesla pun keluar dari perusahan
Edison.
Setelah
Keluar dari Perusahaan Edison
Setelah keluar dari perusahaan Edison, Tesla sempat
luntang-lantung. Tesla bahkan sempat menjadi kuli dengan bayaran yang sangat
rendah. Tesla lalu dikenalkan oleh mandornya ke Alfred Brown. Brown merupakan
orang yang berpengalamanan dalam membuat perusahaan dan mempromosikan penemuan
dan paten. Brown dan koleganya, Charles Peck, kemudian menjadi mentor sekaligus
mengubah peruntungan Tesla. Mereka setuju untuk mendukung Tesla dari segi
keuangan dan memanage patennya. Mereka bertiga mendirikan Tesla Electric
Company dengan pembagian keuntungan 1/3 untuk Tesla, 1/3 untuk Peck dan Brown,
dan 1/3 untuk pengembangan.
Mereka mendirikan lab buat Tesla di Manhattan.
Tesla langsung mengembangkan motor listrik alternating current (AC) yang sudah
dia impikan sejak lama, Peck dan Brown menanggung semua pengeluaran dan biaya
yang Tesla gunakan. Mereka juga berkontribusi memberikan masukan agar alat
Tesla mudah digunakan. Tesla sangat berterima kasih buat mereka berdua. Akhir
tahun 1887, Peck dan Brown menyadari bahwa Tesla telah menemukan motor AC yang
luar biasa dan mendorong Tesla untuk mematenkannya.
Sebenarnya listrik AC sudah dketahui sebelum
Tesla, namun Tesla lah yang merancang sistem listrik AC yang terintegrasi
dengan baik, berupa generator, motor, saluran transmisi, lampu, dll yang
menjadikan listrik AC menjadi alternatif pengganti listrik DC (dirrent current)
Saat itu tidak banyak investor yang melirik sistem
listrik AC. Salah satu pengusaha yang tertarik adalah George Westinghouse.
George sebenarnya udah melakukan penelitian tentang listrik AC, namun sistem
milik Tesla berjalan jauh lebih baik ketimbang miliknya. Mereka pun akhirnya
bekerja sama.
Di lain sisi, Edison masih fokus pada sistem DC
yang ia miliki. Setelah mempelajari kelebihan dan kelemahan sistem listrik AC,
Edison berkesimpulan bahwa listrik AC “not worth the attention of practical
men.” Edison tidak menyadari kalau di tempat lain ada mantan anak buahnya
yang bakal menyainginya dalam industri listrik.
War of
Currents
Pada saat awal kemunculannya, industri listrik
terbagi menjadi dua kubu: listrik DC, yang menghasilkan arus listrik searah dan
listrik AC yang menghasilkan arus listrik bolak balik. Masing-masing kubu
memiliki “wakil” perusahaan besar. Di kubu DC ada Edison Electric Light Company
dengan CEOnya Edison sedangkan kubu AC ada Westinghouse Electic Company dengan
CEOnya Westinghouse yang memakai paten dan batuan Tesla. Kedua kubu dan
perusahaan tersebut bersaing secara bisnis, debat publik dan propaganda untuk
menunjukan bahwa sistemnya lebih baik.
Kemajuan pesat listrik AC membuat kubu DC panik.
Saat itu kubu DC getol banget buat melakukan propaganda untuk menjatuhkan
listrik AC. Beberapa kelompok AC-hatters tersebut bahkan sampai menyetrum
beberapa anjing dan kuda sampai mati menggunakan listrik AC untuk menunjukan
kepada masyarakat tentang bahayannya AC. Menurut New York Sun, orang membunuh hewan-hewan
tersebut suruhannya perusahaan Edison.
Tesla sudah mengantisipasi hal tersebut, dia terus
memperbaiki sistemnya. Untuk meyakinkan masyarakat waktu itu, Tesla berdiri di
atas panggung dan mengalirkan listrik AC melewati tubuhnya. Propaganda pendukung
DC gak terbukti. War Of Current berakhir setelah investor meminta perusahaan
Edison untuk memakai AC. Ga sampai disitu, Edison bahkan sampai keluar dari
perusahaan dia sendiri. Edison pun akhirnya mengakui bahwa dia salah dalam
memperkirakan potensi listrik AC.
Setelah War of Currents, Westinghouse memenangkan
lelang proyek pembangkit listrik yang memanfaatkan air terjun Niagara.
Westinghouse dan Tesla membangun pembangkit listrik besar bertenaga air pertama
di dunia. Saat itu, belum ada teknologi yang sanggup memanfaatkan energi yang
sangat besar seperti itu. Berkat mereka berdua, tenaga yang sangat besar dari
air terjun niagara bisa dikonversi menjadi listrik dan ditransmisikan jarak
jauh, menerangin seluruh kota New York, tentu saja dengan menggunakan sistem
AC. Teknologi PLTA ini menjadi pionir dan diterapkan di berbagai wilayah di
Amerika dan dunia.
Berkat keberhasilannya memanfaatkan tenaga yang
sangat besar dari air terjun Niagara, reputasi Tesla langsung naik. Dalam
beberapa tahun saja setelah tiba di Amerika, Tesla udah berhasil menyejajarkan
diri dengan penemu hebat Amerika waktu itu seperti Edison, Wright Bersaudara,
Alexander Graham Bell.
Masa Tua
Tesla menghabiskan masa hidupnya dengan men-jomblo.
Menurutnya pernikahan cuma menghambatnya untuk melakukan penemuan. “I do not
think you can nam many great inventions that have been made by married men”.
Semasa hidup pun, dia Cuma punya beberapa sahabat, salah satunya adalah penulis
terkenal, Mark Twain. Dia banyak menghabiskan waktunya seorang diri, “Be
alone, that is the secret of invention; be alone, that is when ideas are born.”
Umur paten yang Cuma 17 tahun membuat dia
kehilangan pemasukan dan kesulitan keuangan. Tesla menghabiskan masa tuanya
dengan menginap di penginapan murah sembari setiap harinya memberi makan
merpati. Semakin tua, Tesla semakin kehilangan kharisma-nya. Dia pun meninggal
dalam keadaan miskin, seorang diri di penginapannya
Komentar
Posting Komentar